20-09-2017



Sore ini aku masih duduk diatas kursi dan menatap layar monitor dan melihat sekeliling ruangan yang sudah mulai sepi ditinggalkan oleh penghuninya, langit mulai terlihat mendung, diatas gedung-gedung tinggi yang menjulang aku berharap aku bukan salah satu manusia yang memiliki target hidup yang tinggi namun lalai dalam urusan mati !
Aku merasa malu sekali, ketika malas berlama-lama duduk dimajelis ilmu, namun tidak pernah lelah jika duduk dikalangan ghibah, aku merasa rugi, bila hari-hariku aku habiskan untuk sesuatu yang sia-sia. Namun dosaku begitu banyak sehingga menghalangi setiap langkah kaki ini.

**
Sebenarnya segala sesuatu yang sederhana itu tidak perlu dibuat menjadi rumit, hingga menyulitkan diri sendiri dalam melangkah.  Hari ini, berita bahagia datang dari sahabat karibku, Dien aprilia yang mungkin sebentar lagi akan melepaskan masa lajangnya, ini sih kadang buat aku baper, bukan masalah aku yang pengen cepet nikah yaa.. namun karena bakalan pisah sama sahabat karibku ini, yaa aku adalah orang yang kadang sok bijak didepanya memberi masukan-masukan yang menurutku baik untuknya, namun ketika keputusan itu diambil perasaan sesak kian merasuk hatiku, aku tidak bisa membayangkan perpisahan itu benar-benar terjadi, ketika dia menjadi istri dari seorang lelaki bernama “Romi” tentu saja aku semakin sulit untuk banyak berinteraski padanya, sungguh ini adalah sesuatu yang benar-benar sulit aku mengerti, seandainya ada pilihan lain selain perpisahan tentu akan aku pilih. Namun ini bukan pilihan, ini adalah sebuah kepastian. Hanya saja kita tidak tau kapan akan terjadi sebuah kepastian itu sendiri.

***
Aku merasa Allah sedang mengajariku lewat orang-orang sekelilingku.
Kadang kita gemar sekali menilai sifat buruk seseorang, kayaknya saking ngertinya kita sangat mudah memberi masukan serta arahan agar ia lekas memeperbaiki dirinya yang salah.
Namun jarang sekali kita faham dengan sifat buruk yang ada pada diri kita, kita yang suka bercanda melampaui, kita yang suka membully, suka ngomong dengan nada tinggi, suka menggunjing, gemar menjaili, mudah tersinggung, baper dll.
Kita tidak pernah sadar, hal-hal yang kita anggap biasa, bisa saja membuat hati orang terluka, mungkin kita fikir bukan maksud seperti itu, dan yang merasa tersakiti tidak enak rasa untuk menegur. Maka jadilah ia sebuah kebiasaan buruk kita, apalagi kalau kontenya adalah teman karib, kadang kita nggak faham sama batasan-batasan.
Pernah nggak sih, kita suka menemukan sifat-sifat orang yang nggak jauh beda sama kita? Lalu kita merasa sifat itu tidak layak untuk diterima, dan kita belajar dari mereka untuk memperbaiki sifat-sifat buruk kita. Kalau pernah berarti kita sama. Lalau kalau hal itu terjadi apan yang akan kamu lakukan? Kalau aku sih, lebih mempelajari dan memperbaiki diri. Mungkin Allah sedang mendidik kita agar lebih baik lagi kedepanya oleh orang-orang sekeliling kita.

Komentar

Postingan Populer