Aku merindukanmu..



hari minggu tanggal 18 Juni 2017,
semilir angin dishubuh mulai menusuk kesum-sum tulang, hilir mudik kendaraan dan lalu lalang mulai terlihat padat. Aku mendengus kesal karena ponselku mati.
 biasanya kalau mau pulang emak yang sibuk sekali menelfonku, menanyakan dimana keberadaanku, sudah sampai mana dan mau dijemput jam berapa, sampai-sampai mau siapin makanan apa juga Beliau tanyakan.
Namun mudik lebaran kali ini ponselku sepi sekali, hanya terdengar dering whatsapp dari teman kuliah saja atau teman kantor yang mengingatkan untuk hati-hati dijalan, aku mulai merasakan kerinduan itu. Kerinduan perhatian dari emak, padahal kalau udah bareng kita suka adu dapat, sampai adu mulut hebat, namun ujung-ujungnya kita menertawakan apa yang kita debatkan.
Ternyata tidak sampai disitu, sesampai di pangkalan ojek pun biasanya emak sudah mulai panik dengan barang bawaan, dia selalu memperhatikan aku anak gadisnya yang katanya sudah mulai terlihat tua, namun beberapa sudut ruangan selalu mengingatkanku padanya, dan sekarang rumah kami sepi. Hanya  debu terlihat menempel tebal dimeja, kamar tidurku yang biasanya rapi ketika aku hendak pulang kini penuh dengan tumpukan debu, tidak tercium bau masakan lagi sesampai rumah, tidak ada sambutan tangis lagi didepan pintu rumah, bahkan kali ini suasana rumah kami hening, tidak ada terdengar cerewetnya lagi, terdengar bagaimana ia mengomentari badanku yang mulai tidak gemuk lagi, mengomentari kenapa wajahnya tidak sesegar dulu lagi, tidak terdengar nanti mau dimasakan apa untuk makan siang.
Mak.. kami semua merindukanmu,
Meridundakan setiap  apa yang kau lakukan untuk kami semua, masakanmu, candamu, marahmu. Semuanya kam rindukan, tanpa kecuali.

Dari kami anakmu
Jakarta, 12-08-2017

Komentar

Postingan Populer