Sebuah Rindu & arti Kehilangan
8 jam yang lalu,
ketika aku mulai berfikir akan menghabiskan long weekend di kampung halaman,
"Kota Pekalongan", mulai dari merencanakan bagaimana setelah ini
dirumah, tanpa ada emak. namun ketika mendengar suara rengekan adik lelakiku
memintaku untuk pulang hatikupun luluh, tidak ada kerinduan yang pernah singgah
pada diriku tentang kampung halaman, kecuali melihat dan bersama keluarga
tercinta.
Aku selalu befikir
disana bukan tempat terbaik untuk perkembagan diri, namun hanya membuat luka
lama terbuka kembali.
Siapa sangka janga
memori otaku untuk mengingat begitu kuat sekali, aku bahkan bisa mengingat
kejadian 15 tahun silam. ketika angin mengantam atap rumahku, ketika emak
menangis ketakutan karena takut kehilangan kakek, ketika bapak meninggalkan
kami, ketika aku mulai harus masuk taman kanak-kanak, harusnya aku tidak perlu
mengingat semua hal itu, namun kenyataanya aku selalu terbangun dimalam hari
dengan linangan air mata, dan membuka kenangan lama.
Ada sebuah kerinduan
yang sejak lama aku simpan, kerinduan ketika kita tidak pernah sesibuk
sekarang, tidak memikirkan ambis-ambisi, dan mengejar sesuatu hal yang sangat
melelahkan sekali.
Kita akan tau makna
kehilangan jika memang benar-benar kehilangan.
Aku rindu, ketika
sebelum pulang kekampung emak pasti menanyakan "sampe rumah jam berapa? Dengan
nada khawatir, takut kalau aku sampai diterminal terlalu malam, ketika emak
menanyakan "mau makan apa? Nanti biar emak siapkan." Dan Ketika bangun pagi emak mengusap lembut
rambutku sambil menanyakan "mau sarapan apa mbak us?" ahh emak.. aku
rindu sekali, aku rasa aku benar-benar tidak ingin waktu cepat berlalu dan ada
sebuah jarak yang akan memisahkan kita.
Namun kini aku harus
mengantikan posisimu, benar-benar bukan hal yang mudah bagiku, harus sabar
menghadapi si kecil karena suka ngambek nggak jelas, ketika harus bangun shubuh
bangunin si adek, ketika setiap habis
ashar harus mengingatkan mereka pergi ke TPA, harus menanyakan kapan mereka
lapar dan harus mencuci baju-baju mereka, dan emak, emak setiap hari melakukan
hal itu tanpa meminta upah dari kami.
Maafkan kami mak,
karena kami selalu membuat emak marah, maafkan kami yang kadang menyepelakan
lelahmu, maafkan kami para anakmu yang suka membangkang.
Dan terimakasih atas
semua perjuangan dan pengorbananmu Selama ini
Komentar
Posting Komentar