Meyibukan untuk melupakan
Meyibukan untuk
melupakan
Meyibukan diri
adalah cara terbaik untuk melupakan, agar kita tetap maju dan melangkah jauh,
agar tidak terbelenggu dari sekedar bahagia yang semu dan rasa nyaman yang
melenakan.
**
Semoga kita
selalu pada pilihan baik kita, dan selalu taat pada-Nya.
Pernah baca, atau
mendengar “bahwa ketika kita menghina suatu dosa orang, kita tidak akan
meninggal sebelum kita tertimpa dosa yang sama?”
Nah kita baca
juga Firman Allah yang satu ini “in ahsantum ahsantum
li-anfusikum wa-in asa/tum falahaa fa-idzaa jaa-a wa'du
al-aakhirati liyasuu-uu wujuuhakum waliyadkhuluu almasjida kamaa
dakhaluuhu awwala marratin waliyutabbiruu maa 'alaw tatbiiraan”
“Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat
baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat, maka (kejahatan) itu bagi
dirimu sendiri, dan apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) yang kedua,
(Kami datangkan orang-orang lain) untuk menyuramkan muka-muka kamu dan mereka
masuk ke dalam mesjid, sebagaimana musuh-musuhmu memasukinya pada kali pertama
dan untuk membinasakan sehabis-habisnya apa saja yang mereka kuasai.”
Ada juga hadits nabi yang menegaskan “ lakukanlah sesukamu jika kamu tidak malu” Hadits
Al-Bukhâri (no. 3483, 3484, 6120).
Dari Sahl bin Sa’d berkata, “Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,
“Wahai Muhammad! Hiduplah sesukamu, karena
sesungguhnya kamu akan mati, cintailah siapa yang kamu suka, karena
sesungguhnya engkau akan berpisah dengannya dan berbuatlah sesukamu, karena
sesungguhnya engkau akan diberi balasan karenanya.” Kemudian dia berkata:”
Wahai Muhammad! Kemulian seorang mukmin adalah berdirinya dia pada malam hari
(untuk shalat malam), dan keperkasaannya adalah ketidakbutuhannya terhadap
manusia.” (HR. ath-Thabarani dalam
al-Mu’jam al-Ausath no 4278, Abu Nu’aim dalam Hilyatul Auliyaa, al-Hakim dalam
al-Mustadrak 7921 Hadits ini dinyatakan hasan oleh Syaikh al-Albani dalam
Silsilah al-Ahadits ash-Shahihah 2/483)
Jika
kita tau sebenarnya apa tujuan hidup dan apa itu kehidupan, pasti kita tidak
akan sedih, Jika apa yang kita genggam hilang, apa yang kita ikat lepas, apa
yang kita simpan musnah, semuanya itu milik-Nya, kita tidak memiliki hanya
meminjamnya, meminjam artinya sementara, jika yang punya sudah menginginkanya
kita bisa apa? Boleh-boleh saja kamu berlaku pada kehidupanmu semau-mu toh itu
juga nanti buatmu, kamu mau jadi apapun itu hak-mu, Allah adil kok, kamu harus
tau itu. Apapun yang terjadi padamu itu buah dari hasil perbuatanmu.
Memang
hidup ini permainan belaka, tapi bukan juga kamu bermain-main saja. Berdo’a
saja pada-Nya semoga kita dalam lindungan-Nya senantiasa ada di Jalan-Nya dan
semoga kita tetap istiqomah sampai akhir hayat kita.
Pernah
juga mendengar tausyiah singakat? Yang kurang lebih isinya seperti ini “ banyak
diantara manusia menginginkan surga, tapi jarang yang mencarinya” dan banyak
diantara manusia yang membenci neraka tapi ia malah mendekatinya” dan banyak
orang yang mengaku cinta pada dirinya tapi hidupnya ia gadaikan untuk neraka. Wallahu
A'lam Bishawab
Komentar
Posting Komentar