MIMPI SI GADIS DESA PART I





Ini bukan perkara main-main ranti, terimak umi dari dalam bilik kamar.
Ranti diam, dan mengambil langkah cepat agar terhindar dari pertikaian, ranti adalah gadis desa yang keras kepala sekali, dia memiliki mimpi yang tinggi, hingga kadang mimpinya menjadi bahan cibiran oleh para tetangganya.
Ranti adalah anak pertama dari empat bersaudara, dia baru saja menyelesaikan sekolah menengah atasnya di salah satu sekolahan ternama di desanya, namun ranti ingin melanjutkan kuliah di Jakarta, namun keinginanya itu tidak sepemikiran dengan kedua orang tuanya, kedua orang tuanya ingin ranti tetap tinggal untuk membantu adik-adiknya yang masih kecil, hati ranti berkecambuk, antara berharap mimpinya terwujud dan memilih tetap tinggal didesa tanpa membawa perubahan apa-apa dalam hidupnya.
Ranti tau bahwa kedua orang tuanya ingin dia menikah dengan orang terdekat saja, kekahwatiran itulah yang membuat dia tidak mengantongi izin karena takut ia akan menikah dengan orang jauh.
Bisanya untuk menenangkan hatinya, dia hanya bisa pergi ke salah satu rumah tantenya yang jaraknya hanya 25 kilo meter, disana dia akan lebih bisa berfikir jernih karena pemikiran tantenya yang luas membuat ranti tenang, dan nyaman bila mencurahkan isi hatinya.
“untuk kesekian kalinya, aku datang kemari tan.. dan untuk kesekian kalinya aku hanya menceritakan hal yang sama, aku ingin pergi ke kota untuk melanjutkan studyku tan. Tapi abah dan umi tidak mengizinkanku.”
Tantenya hanya memandang keponanaknya itu penuh dengan iba, lalu dieluslah kerudung ranti sambil memeluknya.
“sayang, tante tau maksud dan niat baikmu. Jangan putus asa, tetap berusaha dan berdo’a agar Allah melunakan hati kedua orang tuamu dan merestui keputusan baikmu.”
Ranti hanya mengangguk pelan, lalu mengusap pipinya yang basah oleh tangisnya.

**
“Ran, umi ingin bicara..”
“Iyaa mi, ngomong aja”.
“Besok keluarga Pras mau kesini”
“Lalu?”
“Kamu besok harus bersikap sopan ya sama mereka, umi nggak mau kamu kabur-kaburan yang waktu lalu.”
“Memangnya keluarga pras mau ngapain mi? tidak mi, jangan bilang kalau mereka datang untuk melamarku”.
“Iya memang mereka datang untuk membicaraka  itu nak, kenapa memangya? Ranti kami hanya ingin yang terbaik untuk ranti, tidak ada orang tua yang akan menjerumuskan anaknya bukan? Tidak ada salahnya kan? Pras anak yang baik.”
“tapi mi, ranti tidak mencintai pras, dan ranti ingin melanjutkan kuliah mi, bukan menikah muda, ranti tidak ingin mi..”

BERSAMBUNG...

Komentar

Postingan Populer