Sebuah harapan dan Do'a Terbaik

Apakah kau pernah sepemikiran denganku? Katanya hidup kita itu tidak jauh beda dengan apa yang sering kita pikirkan dan kita jalani, semoga saja memang begitu, ketika aku memikirkan yang katanya didunia kerja itu orangnya sadis-sadis, persainganya ketat, bahkan ada sebagian yang penjilat jahat, didepan terlihat baik namun dibelakang suka menikam. Alhamdulillah, selama ini aku mendapatkan pekerjaan sesuai dengan harapanku, aku berharap lingkungan kerjaku itu islami, namun aku sering berfikir emang ada? Kerjaan yang begitu, namun aku yakin pasti ada.. dan keyakinanku itu memang benar adanya, aku selalu yakin dengan harapan-harapan baiku selama ini, aku begitu percaya pada suatu Do’a dan usaha akan membuahakan hasil, iyaa aku percaya itu, ketika dulu aku melamar kerja namun tuntutanya tidak boleh mengenakan Jilbab, sampai aku berfikir apa urusan sama jilbabku? Jilbabku tidak ada yang salah, aku masih bisa bekerja maximal dengan mengenakan jilbab, tidak aku tidak setuju aku tidak akan mengambil pekerjaan itu, jauh dari hati keciku aku berfikir “Ni, nyari kerja susah loh zaman sekarang kenapa pas dapet malah kamu sia-siakan?”
Tidak namun akalku masih terlihat baik-baik saja sejauh ini, sudah begitu banyak dosaku, aku tidak mau menambah dosa hanya untuk mencari uang! Bukankah  ketika kita meniggalkan sesuatu karena Allah, Allah akan mengantikanya dengan yang lebih baik? Iyaa aku percaya hal itu, dan kepercayaan itu bukan main, aku harus menunggu lama dan hampir putus asa dan ingin kembali pada kejahiliyahan. Namun aku sangat bersyukur Allah maha baik telah memberikanku jalan melalui manusia-manusia piliha-Nya, sehingga aku dipertemukan oleh wanita-wanita hebat yang menjadi penyemangat dan sumber Penguat.

***
3 tahun, 3 tahun aku bekerja menjadi operator warnet muslimah, tiga tahun bekerja hanya mendapat jatah libur 2 hari dalam sebulan masuk kerja  jam 7.00 sampai jam 3.30 awalnya aku sangat menikmati pekerjaanku. aku juga berfikir bahwa nggak apalah kan sambil kuliah ini, 3 tahun waktu itu ketika harus tergesa-gesa karena takut terlambat, 3 tahun waktu itu dipertemukan dengan para wanita hebat para pejuang penuntut ilmu, para manusia yang menguras sabar, para manusia yang super baik, super ramah, super sombong dan banyak macam para wanita yang sudah aku temui.
Namun dalam 3 tahun juga bertambahlah ilmuku, ilmu agama, ilmu dunia, ilmu pekerti serta wawasan yang tidak ternilai. Banyak kenangan suka duka disana, disana pula aku telah banyak belajar arti hidup.. terimaksih para Hamba Allah yang sudah mau mendukung dan memberiku semangat serta ilmu yang tiada terkira.
hingga ditahun ketiga, rasa jenuh, lelah sudah mulai terasa. pada bulan puasa, yang jam tidur kian menyita harus terjaga dan bangun diwaktu sahur mata yang masih sangat kantuk, sambil  berjalan ke kamar mandi untuk segera beragkat kerja. aku teriak setengah berharap agar temanku mendo’akanku. “Ya Allah kapan gue kerja yang sabtu minggu libur, yang jam kerjanya bebas nggak dituntut harus masuk jam 7 or jam 8. Do’akan kaka yaa Cahya.. kaka pengen pindah kerja deh, udah bete banget rasanya.”
“aamiin.. yaudah si kaa pindah aja, kan kaka juga pinter komputer.” Sahut cahay teman kosku
“ah cay.. yang jauh lebih pintar banyak cay..”
“kaka yakin aja kaa..”
Sebenarnya pindah kerja waktu itu masih bayangan belum menjadi keputusan matang buatku, karena nyari posisi aman untuk pendidikanku dan kelanjutan hidupku saat itu. Namun Allah memang maha baik, sebulan setelah lebaran aku jatuh sakit, lalu ada masalah yang mungkin tidak bisa aku share disini, hingga aku bertemu dengan salah satu guru private bahasa inggrisku, waktu itu sih iseng aja nanya kerjaan dan memang niat awalnya buat abang, namun kata guru bahasa inggrisku memang ada lowongan tapi buat perempuan, kalau mau silahkan send cv by email, lalu akupun memasukan CV, dan beberapa hari kemudian dibalas dan ada panggilan interview, masih ragu juga sih untuk pindah kerja karena yang aku fikir waktu itu kuliahku dan takut ganggu, setidaknya kalau diwarnet aku bisa ngerjain tugas karena kerjaanya pun banyak waktu luangnya..
“jika memang ini yang terbaik, maka permudahlah Ya Allah.” Bila tidak berikan pilihan yang terbaik, bukan aku tidak mensyukuri apa yang aku  miliki saat ini, namun aku ingin mendapatkan yang lebih baik bagi diriku sendiri.
Panggilan interview pertama ada halangan, padahal aku sudah berusaha untuk datang, ahh mungkin ini bukan yang terbaik gumamku, namun lagi-lagi Allah berikan jalan, saya bisa reschedule jadwal interview, dan Subhanallah.. saya terharu bukan main, tempat kerja ini adalah harapanku selama ini, tempat kerja yang tidak menuntut karyawanya masuk kerja jam 7 maupun jam 8 namun disini masuk kerja jam 9, pun kalau telat tidak akan dihukum atau apalah seperti perusahaan pada umumnya, dan  yang lebih menajubkan lagi lingkunganya Islami sekali, kekeluargaanya kental, orangnya ramah baik-baik dan Lagi-lagi Allah maha baik yang telah mendengarkan do’a dan mengabulkan harapanku selama ini.
***
Kosan..
Aku memang tipe pemilih dalam hal lingkungan, bila aku sudah sreg pada suatu tempat atau apapun pasti aku akan tertuju pada hal itu, waktu itu niat banget buat pindah kosan, karena kosku yang sekarang harganya sudah mulai mahal bagi kantong mahasiswi, dan masih bahan pertimbangan waktu itu, lihat lingkungannya seperti apa bersih atau tidak tempatnya, harganya terjangkau atau tidak dan yang pasti fasilitas yang tersedia bagaimana? Air suka mati atau tidak, lalu orang-orang kosanya suka jahil apa tidak..
Waktu itu nyari-nyari namun gagal tidak ada yang sreg dihati, hingga keesokan harinya pas lagi beli nasi diwarteg aku ketemu sama salah satu temanku, sekedar basa-basi, “ehh dien, apa kabar? Waah lama kita nggak ketemu, lalu berakhirlah perbincangan kami dengan perbincangan kosan.” Lalu aku iseng main kekosan dia, dikosan dia harganya murah banget mungkin sama kosku yang sekarang setengah harga kosku yang sekarang, lalu aku langsung sreg sama kosan dien waktu itu dan aku tag kalau ada yang kosong tolong berkabar yaa dien..
Entah kenapa aku tag yang depan persis deket pintu utama waktu itu, karena biar bisa buka jendela dan kayaknya nggak pengap.. alhasil sebulan kemudian kosan yang aku tag itu benar kosong, tanpa pikir panjang aku langsung pindah sama cahya kesana.. Allahu Rabbi.. masih suka malu pada diri ini yang penuh dengan dosa, tapi Allah tidak henti-hentinya mengabulkan do’aku tanpa melihat begitu banyaknya dosaku.

***
Masih tentang Takjub
Pendidikan
Harapanku, adek-adek harus bisa goal dalam masalah agama, karena hakikat penguat bagi manusia agar tidak lepas kendali adalah ilmu dan iman yang kuat, apalagi melihat pergaulan zaman sekarang yang makin rusak, akhlak tidak diutamakan, penting trend kekinian, ternyata ini tidak berlaku di perkotaan saja, dikampung pun sudah merajalela, melihat anak-anak sebaya dia yang sudah tidak malu lagi merokok, aku tanya pada adiku “ kau tidak merokok kan?”
“pernah nyicipi sih mba, tapi aku nggak suka.”
Dalam hati bersyukur banget kalau dia nggak doyan, namun apakah ini bakal berlaku seterusnya bila dia tetap bergaul dengan teman yang suka merokok, sama halnya ketika dia bermain sama temenya yang lebih mengedepankan main PS daripada ngaji, sekali dua kali dia tidak terpengaruh naman siapa sangka lama kelamaan dia terhanyut juga dengan teman bergaulnya, apalagi melihat teman-temanya yang sudah perokok aktif padahal usianya masih 12 tahun, duh.. rasanya deg-degan liat adek waktu itu, kita tidak bisa memantau dia 24 jam bukan?
Setiap sore aku harus telfon emak untuk memastikan adek pergi ke TPA, namun emak sudah mulai jengkel karena adeku sepulang sekolah main ke PS sampi adzan magrib baru pulang.

“duh, dek.. mau jadi apa kamu? Kamu tampan enggak, kaya juga enggak, anak bangsawan juga bukan.. lalu apa lagi yang wanita lihat darimu besok kalau kamu nggak mau ngaji?.”
“dek.. biarpun kau miskin, tak punya pangkat, dan tidak keturunan bangsawan.. namun bila kau punya pekerti yang mulia, ilmu, iman dan akhlak insyaAllah hidupmu bahagia, dan pastilah wanita yang suka padamu bukan wanita yang kebanyakan memandang lelaki hanya berdasarkan materi dan rupa, karena hakikat utama hidup adalah agama, ..
“sudah, batasi pergaulanmu pada mereka yang suka berhura-hura agar tidak ada penyesalan nantinya.”

Aku memintanya agar melanjtutkan sekolahnya dipondok saja, namun emak tidak yakin. “ biaya bagaimana mba? Bukanya dipondok lebih mahal, kan disini smp banyak yang murah dan lebih dekat dengan rumah.
“tapi sayang jauh dari Allah ! itu lebih bahaya, dia tidak punya pondasi yang kokoh mak, jiwa muda masih suka mencoba-coba, tugas kita hanya memberikan pondasi yang kokoh, setelah itu gugur kewajibaan kita, mau jadi apa dan pilihan apa yang akan dia ambil kedepanya biarlah menjadi urusan dia dengan Allah, masalah rezeki jangan kwatir selagi niat kita baik, banyak jalan dan yakin Allah akan memberi kemudahan.. yakin saja mak..
Awalnya dia masih menolak, namun aku yang yakinkan dia.. dan Alhamdulillah Allah maha baik, telah melunakan hatinya telah memberikan jalan bagi Hambanya yang ingin berjuang dalam menuntut Ilmu.

##
Terakhir ketemu dia adiku, nampaknya dia berubah lebih rajin ibadahnya sholat selalu ke masjid, akhlaknya semakin baik..
Ya Allah aku bersyukur telah dididik oleh wanita baik, dan dibesarkan oleh wanita-wanita hebat.

Semoga kelak Adiku, dikau adalah hamba Allah yang selalu taat pada-Nya serta Umat Nabi yang bermanfaat bagi sesama, semoga kau sebab kedua orang tua kita masuk ke Jannah-Nya, semoga kau adalah harapan-harapan Hamba Allah dan umat Nabi sebagai khalifah dan pejuang di Bumi-Nya. Aamiin Yaa Robbal Alamin ..:)

Komentar

Postingan Populer