Senandung
‘mba Lastri, boleh saya berkata jujur?” terang bu ami
“ada apa mba
ami, Kok kayaknya serius banget?”
Tiba-tiba air
muka bu Lastri terilhat berubah-ubah kadang terlihat khawatir, lalu
seketika cemas
Aku melihat
keduanya beradu mata, tanpa ada yang bicara sepatah katapun, sebenarnya bu lastri
tau kalau suaminya sudah lama memendam hati pada bu ami, namun bu lastri tidak mempermasalahkan itu, karena itu memang manusiawi
setiap orang untuk menyukai lawan jenis, menurutnya itu fitrah, selagi tidak
melanggar norma, batin bu lastri mulai bergejolak, takut-takut kalau yang selama
ini dia dengar dari mulut tetangganya
akan terdengar langsung dari yang bersangkutan.
“anu mba..” bu
ami terlihat terbata-bata
Bu lastri sendiri
tidak kalah dengan bu ami, dia mulai merasakan padas dingin disekujur tubuhnya
“kenapa mba
ami?”
“emm.. saya
binggung harus mulai dari mana.” Terangnya lagi
Bu lastri
terlihat sibuk, sesekali membenarkan kerudungnya, lalu menggeser posisii
duduknya.
Tetangganya
yang lewat saling berbisik-bisik, “lihat tuh, sebentar lagi pasti akan ada
perang dunia” ujar salah satu tetangganya
Bu lastri tau
bahwa sejak tadi menjadi pusat perhatian warga yang lewat, sesekali bu lastri memandangi lawan bicaranya, bu lastri terlihat
kikuk, jadi apa yang membuat suami saya jatuh hati pada mba ami? Tanya bu lastri
Bu ami tertunduk
getir, sesekali memandangi wajah bu lastri, namun tidak ada sepatah katapun
keluar dari mulutnya, “ mba kita ini sama-sama perempuan kan? sebenarnya saya
sudah tau sejak lama masalah ini.” Imbuhnya lagi
“maafkan saya
mba”
“sudah berapa
lama?”
“6 bulan
terakhir ini, saya janji mba, saya akan pergi jauh dari kehidupan mba dan mas
anto.”
_Bersambung_
Komentar
Posting Komentar