TANPA JUDUL
Sore kemarin
hujan lebat mengguyur kota Jakarta, aku yang sedang mempersiapkan diri untuk
berangakat ke kampus-pun sedikit cemas, belum lagi kilatan petir itu membuatku
takut dan menggurungkan niat untuk berangkat, entah mengapa lamunanku jauh
kesana, ke alam yang belum sama sekali aku lihat, yang belum sama sekali aku
sentuh hanya terdengar oleh telinga saja, hanya melihat gambaranya dimedia
saja, imanku pun belum cukup untuk berfikiran sejauh itu, namun hari ini aku ingat
itu, tiba-tiba bulu kudukku merinding, cemasku pun tiba-tiba menghujam, aku
takut kegelapan, takut suara gemuruh petir, takut kilatnya yang merah
mengganga, aku takut semua itu.
padahal semasa
hari terlewati begitu saja, ibadah ala kadarnya bak membayar hutang pada penanggih
yang kejam, keji diri ini, memperlakukan Rabb-Nya Saja seperti itu, lalu ketika
meminta sesuatu mengharuskan dikabulkan, tidak tau diri namanya, ingin rasanya
aku menghukum diriku, dengan apa lagi caranya? Bahwa aku tidak mampu menahan
lara walau sejam saja, namun nanti disana kita akan diadili seadil mungkin dan
memprtanggungjawabkan apa yang sudah dikerjakan, lalu disini, aku ingin berleha
ria, bersenang tanpa ujian, aku lupa bahwa surga tidak semudah itu untuk
didaptakan, disana, tidak ada penolong kita kecuali amalan kita, disana, tidak
ada penolong kita, keculai ilmu yang bermanfaat? Ilmu apa yang sudah aku
amalkan? Belajar saja aku malas, membaca Al-Qur’an saja nanti ketika sudah
tidak ada kegiatan, Allah aku berikan waktu sisaku untuk bermunajat kepadamu,
inilah aku yang hina, yang mengharap surga.
Komentar
Posting Komentar