HEKEKAT SAHABAT
Pergantian tahun
kemarin, ketika semua orang mempersiapkan segala sesuatunya untuk merayakan
pergantian tahun, aku hanya bisa duduk diam didalam kamar, merenunghi apa yang
sudah aku lakukan 1 tahun terakhir, jelas saja aku merasa sedih, ilmu hadits
aku belum hafal satupun Al-Qur’an apalagi segitu-segitu saja, mulai resah deh,
padahal 1 tahun itu bukan waktu yang sedikit kan? Itu waktu sebanyak itu dihabiskan
buat apa saja? Pertanyaan itu menghantui
diri, mulai menyusun jadwal lagi, menulis dengan besar di papan tulis yang ada
di kamar, kali ini sahabat karibku yang sedang melanjutkan study di IIQ
Menghampiriku seraya berkata “de, ayo kapan mau ikut pengajian, kamu males deh
kalau diajak. padahal nanti kalau kamu udah ikutan sekali saja kaka yakin bakal
ketagihan. Ah rasanya aku tertampar oleh kata-katanya. “aku males ikut
pengajian” iyaa aku akui itu, jujur sebenarnya aku iri sekali dengan mereka
yang hafal 30 juz, yang paham sekali dengan hadits dan perawinya dan yang paham
tentang hukum-hukum islam, ah lagi-lagi rasa iriku itu muncul tanpa adanya
pergerakan. Hanya sebatas di bibir saja, tapi sebenarnya aku sedih, ketika
mereka bisa dengan mudahnya mencintai Al-Qur’an menghafal dengan mudahnya, lalu
waktunya dihabiskan tidak percuma, lalu aku? Aku ini bagaikan sebutir pasir
yang tenggelam jauh didalam samudra, aku ini papa. Allah.. jertiku dalam
“De, lawan rasa
malas situ, jangan dikembangkan nanti kamu yang susah, percaya deh. Awalan memang
selalu sulit”.
Aku bersyukur
sekali saat itu, ketika banyak orang diluar sana dengan rasa egoism yang tinggi
memilki sahabat yang sholeha yang menginggatkan kepada kebaikan adalah sesuatu
hal yang indah dari seribu sahabat yang tiada manfaatnya. Dan ketika itu aku
bersykur masih banyak orang disekelilingku yang peduli dan saling mengingatkan.
Komentar
Posting Komentar