HAK WANITA
Hak-Hak Wanita yang Sempurna dalam Islam dan Hijab yang Syar’i
Oleh: Asy-Syaikh
Hasyim bin Hamid ‘Ajil Ar-Rifa’iy
Hak-hak ini
semua tidak terdapat dalam faham yang menamakan dirinya “faham modern”, yang
menyerukan ‘Emansipasi Wanita’ itu. (Bahkan sebaliknya) mereka mengatakan bahwa
Islam menghilangkan hak-hak wanita dan memenjarakannya di dalam rumah.
Apakah karena
Islam tidak menjadikan wanita sebagai dagangan murah yang bisa dinikmati setiap
pandangan mata dan pemuas nafsu mereka yang bejat itu?Inikah kebebasan yang
mereka kumandangkan? Dan inikah hak yang mereka tuntut? Sesungguhnya
Islam menempatkan wanita di tempat yang sesuai pada tiga bidang:
1. Bidang
Kemanusiaan
Islam mengakui
haknya sebagai manusia dengan sempurna sama dengan pria. Umat-umat yang lampau
mengingkari permasalahan ini.
2. Bidang Sosial
Telah terbuka
lebar bagi mereka (terpisah dari kaum pria, pent) di segala jenjang pendidikan,
di antara mereka menempati jabatan-jabatan penting dan terhormat dalam
masyarakat sesuai dengan tingkatan usianya, masa kanak-kanak sampai usia
lanjut. Bahkan semakin bertambah usianya, semakin bertambah pula hak-hak
mereka, usia kanak-kanak; kemudian sebagai seorang isteri, sampai menjadi
seorang ibu yang menginjak lansia, yang lebih membutuhkan cinta, kasih dan
penghormatan.
3. Bidang Hukum
Islam memberikan
pada wanita hak memiliki harta dengan sempurna dalam mempergunakannya tatkala
sudah mencapai usia dewasa dan tidak ada seorang pun yang berkuasa atasnya baik
ayah, suami, atau kepala keluarga.Hak-hak ini semua tidak terdapat dalam faham
yang menamakan dirinya “faham modern”, yang menyerukan ‘Emansipasi Wanita’ itu.
(Bahkan sebaliknya) mereka mengatakan bahwa Islam menghilangkan hak-hak wanita
dan memenjarakannya di dalam rumah.Apakah karena Islam tidak menjadikan wanita
sebagai dagangan murah yang bisa dinikmati setiap pandangan mata dan pemuas
nafsu mereka yang bejat itu?
Inikah kebebasan
yang mereka kumandangkan? Dan inikah hak yang mereka tuntut? Apakah mereka
menginginkan kita mengeluarkan puteri-puteri dan isteri-isteri kita ke jalan
raya dengan pakaian telanjang, bercampur baur dengan kaum pria? Lalu di mana
rasa cemburu terhadap kehormatan dan harga diri kita?Benarlah apa yang
disabdakan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam terhadap mereka dan
pendukung mereka, sebuah hadits yang diriwayatkan oleh imam Ahmad dan Imam
Bukhari, dari Ibnu Mas’ud Radhiallahu ‘anhu:
” إن ما أدرك الناس من كلام النبوة الأولى , إذا لم
تستح فاصنع ما شئت “
“Sesungguhnya
termasuk yang didapati manusia dari salah satu ucapan kenabian yang terdahulu
adalah : jika kamu tidak mempunyai perasaan malu, maka berbuatlah semaumu.”Demi
Allah! Yang demikian itu berarti terjerumus ke dalam rayuan dan ajakan Salibis
yang dengki dan Zionis yang jahat.Tidaklah mereka itu, melainkan corong-corong
yang berbunyi menurut perintah bos-nya dari Barat dan Timur, untuk
menghancurkan kita dalam beragama Islam.Dan saya mengatakan dengan tegas,
sesungguhnya mereka itu tidak menyerukan kebebasan dan hak-hak wanita, karena
Allah Azza wa Jalla telah memberikan hak-hak mereka dengan sempurna, tetapi
mereka – demi Allah – menyerukan kebebasan tubuh-tubuh wanita agar melanggar
batas-batas akhlak yang utama dan adat istiadat yang baik, sehingga tersebarlah
kerusakan dan kebejatan moral di muka bumi.Alangkah jauhnya angan-angan mereka,
sementara di sana telah siap putera-putera yang telah bersumpah untuk menjadi
tentara Allah yang jujur di jalan agama, untuk mengorbankan segala apa yang ada
pada diri mereka.
GUNAKAN
HIJABMU WAHAI SAUDARIKU…..
Di bawah ini
keterangan bagaimana hijab yang syar’i, yang telah diperintahkan oleh Allah
Azza wa Jalla padamu. jangan biarkan hijab anda seperti apa yang mereka
kehendaki, dengan alasan cinta dan kasih sayang.Sesungguhnya Allah Azza wa
Jalla menghendaki jilbab itu sebagai penutup tubuhmu dari pandangan matamata
serigala, penjaga rasa malu, dan memelihara kehormatanmu. Karena itu, jangan
anda campakkan rasa malu itu dengan menjauhi perintah-Nya, sebaliknya pegang
teguhlah perintah itu, karena perasaan malu selalu membawa kepada
kebaikan.Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari – Muslim dari “Imran bin
Hushain Radhiallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Tidaklah
rasa malu itu ada, kecuali selalu mendatangkan kebaikan.”
Demikian juga
Imam Hakim dan yang lainnya mengeluarkan hadits dari Ibnu Umar Radhiallahu
anhuma, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Perasaan malu
dan iman itu selalu berdampingan, bila salah satunya hilang, hilanglah yang
lainnya.”
Maka peganglah
dengan teguh perkara yang dapat membawa kebaikan dan mendekatkan diri anda
kepada Allah Azza wa Jalla. Ketahuilah bahwa kehidupan di dunia ini adalah
sementara, sedang kehidupan akhirat adalah kekal/selama-lamanya.jangan anda
jual kenikmatan yang abadi itu dengan harta dunia yang sirna ini.
Allah Subhanahu
wa ta’ala, berfirman:
وما الحياة الدنيا إلا لعب ولهو وللدار الآخرة خير
للذين يتقون أفلا تعقلون
“Dan tiadalah
kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan sendau gurau belaka. Dan sungguh
kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertaqwa. Maka tidakkah
kamu memahami-nya?” (QS Al An’am: 32) Berikut ini sifat hijab yang syar’i, saya
mohon kepada Allah Azza wa Jalla agar memberikan pertolongan kepada anda untuk
memegang teguh padanya, dan menjadikan anda termasuk orang-orang yang
mendengarkan nasehat dan mengikuti jalan yang baik.
1. Hijab itu
hendaknya menutupi seluruh badan, dari atas kepala, sampai di bawah mata kaki,
kecuali bagian-bagian yang dikecualikan oleh syariat.
Hendaknya jilbab itu luas dan longgar,
sehingga tidak nampak bentuk tubuh dan anggota-anggota badan.
Kain jilbab itu harus tebal, sehingga tidak
menampakkan warna kulit atau yang lainnya.
Tidak bersifat menghias tubuh yang menarik
pandangan pria, karena tujuan jilbab itu sendiri adalah untuk menutupi
keindahan tubuh.
Tidak menyerupai pakaian pria.
Tidak menyerupai pakaian wanita kafir.
Tidak menyolok dan menarik pandangan orang.
Tidak memakai pewangi atau minyak wangi
yang tercium baunya.Demikianlah syarat-syarat jilbab yang Syar’i, yang
masing-masing ada dalilnya baik dari Al Qur’an maupun Sunnah, dan sengaja tidak
saya cantumkan supaya tidak terlalu panjang pembahasannya.Untuk lebih jelasnya,
saya sarankan anda membaca dengan teliti kitab “Hijabul Mar’atul Muslimah
menurut Al Qur’an dan As Sunnah” yang ditulis oleh Syaikh Muhammad Nashiruddin
Al Albani, semoga Allah memanjangkan umur beliau, karena banyak manfaatnya bagi
kaum muslimin. (Beliau rahimahullah sudah wafat, semoga ruhnya ditempatkan
bersama para syuhada dan shalihin, amin, pent).
Komentar
Posting Komentar