Auzia Naufal ( Zia )
Nampaknya ketukan pitu itu semakin keras, mata sayup-sayup dan tangan mulai bergerak kesana-kemari mencari bantal untuk menutupi telinga.
Ah.. nampaknya
ketukan pintu itu cukup membuat tidur nyeyaku mulai terganggu, dan amarah dalam
diri sudah di atas umbun-umbun dan siap meledak .
“ Berisik..!!!
teriaku, ketukan pintu itu sudah tidak ada, entah karena ia mendengar
teriakanku, atau dia lelah karena terlalu lama menunggu sang penunggu rumah
membukakakan pintu untuknya.
Baru terdengar
suara kunci terbuka, nampaknya ia begitu antusias dan langsung berdiri tepat di
depan pintu.
Dia hanya diam
saat aku membukakan pintu, hanya ucapan maaf lirih terdengar dari bibir mungilnya.Kemudian
di ikuti pelukan yang erat meraih tubuhku.
“kenapa?” tanyaku penuh heran
Dia hanya diam
dalam isak tangisan yang begitu dalam,
hingga rasanya ia begitu Berat melepaskan pelukanya.
Ini benar-benar
membuatku sesak, bisa-bisa aku kehabisan nafas dan ah.. lupakan saja.
“ada apa ra ?, tenangkan
dirimu dan ceritalah padaku”
Perlahan ia
melepaskan pelukanya, dan rasanya aku benar-benar bisa menghirup udara bebas
karena hampir lima menit ia memeluku.
Apakah harus ku
pertanyakan lagi, kamu kenapa ? membantin.
“ayo masuk”
” ini minum
dulu, sambil menyodorkan segelas air putih untuknya.
“kamu kenapa?”
tanyaku lagi
ini pertnyaaku yang sudah ketiga kali
untuknya, dan taraaa… aku akan mendapatkan satu gelas cantik.
Agrhhhh… ini
bukan hal yang harus di becandakan bukan!!. Keep tenang dan focus.
Dia sama sekali
tidak merespon pertanyaanku. “kalau gitu, kamu tenangin diri dulu..”
Aku pergi mandi
dulu.
10 menit berlalu
dia tetap diam dan masih di posisi seperti sebelum aku ke kamar mandi.
“ra..,apa kamu baik-baik saja ?”
Ah mungkin ini
pertanyaanku yang sangat ia benci, kalau dia tidak kenapa-kenapa untuk apa dia
menangis. Seperti halnya yang ia selalu benci saat aku menanyakan kamu nggak
makan ? dan jawaban dia juga pasti, ah.. kalau aku lapar juga pasti aku makan
tanpa di Tanya dan disuruh.
Dia sahabat Baiku,
aku sangat peduli tentang hidupnya, aku merasa hidupnya juga hidupku. Tapi aku
tidak pernah tau hidupku bagian dari hidupnya atau bukan.
####
Perkenalkan namaku Auzia Nauval,
Biasa di panggil Zia..
Dan sahabatku
bernama Sara Pijar, yang biasa di panggil Ara kami berdua bersahabat sejak
kecil, tepatnya sejak Kami duduk di kelas 3 Sd.
Ini
kisah kami
Dulu ketika kita masih duduk di
sekolah dasar, semuanya begitu indah
Bermain bersama, berangkat sekolah bersama, kemanapun kami bersama
dan lagi-lagi keindahan yang ada saat
itu. Kami belum mengenal masalah hidup, masalah kami hanya ketika kami
mendapatkan PR dari guru, atau karena kita dapat omelan dari ibu karena sering
pulang terlambat.
Bersambung….
Komentar
Posting Komentar