Tulisan Acak-acak
Hal-hal yang kita takuti
Dulu pernah bercerita sama salah satu teman, namanya Ka Windy Hamdalla Putri
Kata Ka Windi, orang-orang tuh takut miskin, takut kekurangan dll. sehingga mencuri, sehingga curang,
sehingga korupsi, untuk menutupi rasa takutnya.
Padahal hasil dari hal-hal haram itu efeknya jauh lebih menakutkan di bandingkan ketika takut akan segala kekurangan
itu sendiri.
Sebentar saja,
Kata ka Ade Irma Arifin,
Kita tuh untuk ta'at sama Allah cuma sebentar saja kok, sepanjang nafas yang sudah Allah tentukan,
Jadi taat aja sama Allah, jauhi laranganya dan selalu berusaha semaksimal yang kita bisa untuk menjadi
manusia yang Allah mau, setelah itu saat Allah panggil kita yaa kita bisa istirahat.
Jangan memudahkan
Tadi pagi, saat aku hendak membeli tempe, aku mengambil uang di dompet suamiku 20rb, karena uang cashku sisa 10 rb
padahal suami sudah mewanti-wanti untuk tidak mengambil uang itu, karena itu uang kantor meskipun setelah di pakai diganti, tetep tidak boleh.
Tapi karena ku fikir habis membeli tempe aku mau ke ATM buat ganti uangnya, kenapa harus ribet sih pikirku hehe *ngeyel*
Saat suami tau, suami nanya "Uang di dompet kurang 20rb kemana?" lalu aku bilang minjem dulu buat beli tempe,
suamiku menasehati, agar tidak terbiasa memudahkan hal-hal begitu, sederhana sih tapi aku memaknainya jauh lebih luas
mungkin suami berharap agar saya tidak gampang memudahkan "ahh gampang, entar di ganti" begitulah sekiranya kalau nanti mungkin
kita di amanahi uang orang lain ataupun tempat kita bekerja, karena kadang Syaitan itu bisa menjerumuskan kita lewat hal-hal halus yang sering
kita anggap biasa, tapi karena kita membiasakannya akhirnya kita lalai, lalu nauzubillah kita mengambil apa yang bukan hak kita.
Banyak anak
"Nanti punya anak dua saja Ni" kata tanteku
Aku menyauti sambil bercanda "enggak ah, mau punya anak 4, 2 cewe, 2 cowo, biar entar pas tua rame banyak anak hehe"
Banyak anak juga tanggung jawabnya gede Ni, iyaa kalau kita bisa mendidiknya dengan baik, kalau enggak? malah kita yang di seret ke Neraka.
Iyaa kan yaa, kita tuh mendidik anak bukan soalan yang mudah loh, nggak cuma ngasih makan, kehidupan yang layak doang, yaa kita kudu juga
mendidik agar anak kita menjadi Hamba yang Allah mau, menjadi anak penyejuk hati orang tua, menjadi anak yang bisa menolong orang tuanya nanti.
Merasa baik
Inget kata salah satu teman, namanya Umi Wijaya Lau
"Orang baik yang mengaku ataupun enganggap dirinya baik itu sudah salah satu keburukanya Kak"
Dulu aku salah satu manusia yang suka sekali mengnguliti orang lain, menilai keburukanya yang nampak dan selalu merasa akutuh lebih baik
dari dirinya, padahal dosa orang lain yang Allah tampakan dalam pandangan mataku bisa jadi ujian juga buatku, untuk bisa menahan diri
agar tidak menggunjingnya, mungkin bisa jadi agar aku bisa mengambil hikmah dan bersyukur karena aku tak tercebur dalam kubangan dosa yang sama.
Padahal selama pendosa masih bisa bernafas, masih banyak pintu taubat terbuka untuknya dan bisa jadi karena perbuatan dosa yang ia lakukan
menjadikan ia lebih baik lagi sebagai insan dan lebih taat padaNya. Jaga hati, agar tak selalu merasa lebih baik dari yang lainya.
**
Mengenang kebaikan dari mereka yang lebih dulu meninggalkan.
Setiap yang bernyawa akan merasakan mati, itu pasti.
Kenangan-kenangan itu mirip seperti puzzle, berkeping, berserakan dan kita yang akan menyusunya menjadi rangkaian utuh agar bisa di lihat sempurna nan indah
Pagi hari yang aku ingat Kakek selalu memangku aku dan adik perempuanku di depan rumah kayu beratap genteng yang sudah mulai memudar warnanya
Masa kecil itu dinikmati layaknya anak pada umumnya, mau makan sudah tersedia, mau jajan tinggal minta, mau tidur tinggal tidur aja, tak ada beban berarti
yang kini menjadi energi lebih tanpa henti.
Kehilangan tetaplah meyakitkan, terlebih jika rindu menyerang dan yang dirindu sudah berdulu pulang. Alfatihah..
Komentar
Posting Komentar